MaZdLWZ6MqBaLWB6NqpcMqV5MncsynIkynwbzD1c

10 Makna Ritual Pernikahan Adat Jawa

Pernikahan merupakan salah satu momen sakral dan penting dalam kehidupan manusi…

BLANTERLANDINGv101
7008076638672916186

10 Makna Ritual Pernikahan Adat Jawa

Selasa, 07 Mei 2024

10 MAKNA RITUAL PERNIKAHAN ADAT JAWA

HERAGRIYAWEDDING.COM - Pernikahan merupakan salah satu momen sakral dan penting dalam kehidupan manusia, tak terkecuali dalam adat Jawa. Ritual pernikahan dalam adat Jawa memiliki banyak makna dan simbol yang kaya akan filosofi serta tradisi. Berikut adalah 10 makna ritual pernikahan dalam adat Jawa:

1. Siraman

Siraman pernikahan adalah salah satu ritual penting dalam adat Jawa yang dilakukan sebelum acara pernikahan berlangsung. Ritual ini dilakukan untuk membersihkan dan menyucikan calon pengantin sebelum memasuki kehidupan baru sebagai suami istri. Siraman pernikahan juga dianggap sebagai simbol persiapan mental dan spiritual bagi kedua belah pihak dalam menghadapi kehidupan berumah tangga.

Ritual siraman pernikahan biasanya dilakukan pada malam sebelum acara pernikahan berlangsung, namun ada juga yang melakukannya pagi hari sebelum upacara dimulai. Prosesi siraman pernikahan dimulai dengan mempersiapkan air suci yang dicampur dengan bunga dan rempah-rempah. Air suci ini kemudian disiramkan kepada kedua calon pengantin secara bergantian oleh orang tua atau tetua adat yang dianggap memiliki keberkahan.

Selama prosesi siraman pernikahan berlangsung, kedua calon pengantin duduk berhadapan di atas pelaminan yang dihiasi dengan bunga dan daun. Mereka kemudian disiram dengan air suci secara perlahan sambil didoakan agar mereka selalu diberkahi dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Selain itu, prosesi siraman pernikahan juga diiringi dengan nyanyian-nyanyian atau musik tradisional Jawa yang menambah kesakralan acara tersebut.

Selain membersihkan dan menyucikan calon pengantin, siraman pernikahan juga dianggap sebagai ajang untuk meminta restu dari leluhur dan masyarakat sekitar. Dalam budaya Jawa, restu dari orang tua dan tetua adat sangatlah penting dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Oleh karena itu, siraman pernikahan menjadi momen yang sangat sakral dan penuh makna bagi kedua belah pihak.

Setelah prosesi siraman pernikahan selesai, kedua calon pengantin kemudian diberi sesaji sebagai tanda rasa syukur atas kelancaran acara tersebut. Sesaji ini biasanya berupa nasi tumpeng, buah-buahan, dan kue-kue tradisional Jawa yang kemudian diserahkan kepada tamu undangan sebagai ucapan terima kasih atas kehadiran mereka dalam acara tersebut.

2. Sungkeman

Sungkeman pernikahan adalah salah satu ritual penting dalam adat Jawa yang dilakukan sebagai simbol penghormatan kepada orang tua dan leluhur. Ritual ini dilakukan setelah akad nikah sebagai bentuk ungkapan terima kasih dan rasa syukur kepada kedua belah pihak atas restu dan doa yang telah diberikan.

Dalam tradisi Jawa, Sungkeman pernikahan dilakukan dengan cara pasangan pengantin menundukkan kepala dan menyentuh kening ke tanah sebagai tanda penghormatan kepada orang tua dan leluhur. Selain itu, mereka juga memberikan sesajen berupa bunga, dupa, dan uang sebagai tanda penghargaan atas segala dukungan dan doa yang telah diberikan.

Ritual Sungkeman pernikahan ini memiliki makna yang sangat dalam bagi masyarakat Jawa. Selain sebagai bentuk penghormatan kepada orang tua dan leluhur, Sungkeman juga dianggap sebagai wujud rasa syukur atas kesempatan untuk menjalani hidup bersama pasangan yang dicintai. Dengan Sungkeman, diharapkan hubungan pernikahan akan semakin kuat dan harmonis serta mendapatkan berkah dari Allah SWT.

Selain itu, Sungkeman pernikahan juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan antara kedua keluarga yang akan saling terikat melalui ikatan pernikahan. Dengan Sungkeman, diharapkan terjalin hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak sehingga dapat saling mendukung dan membantu dalam menjalani kehidupan berumah tangga.

Sungkeman pernikahan juga memiliki nilai-nilai kearifan lokal yang sangat tinggi. Melalui Sungkeman, generasi muda diajarkan untuk menghargai dan menghormati para sesepuh serta tetap menjaga hubungan baik dengan keluarga besar. Hal ini juga sebagai bentuk pengenalan dan pelestarian budaya Jawa yang kaya akan tradisi dan adat istiadat.

Dalam pelaksanaan Sungkeman pernikahan, biasanya dilakukan dengan penuh khidmat dan penuh kehangatan. Acara ini biasanya dihadiri oleh seluruh anggota keluarga dan kerabat dekat yang turut serta merayakan kebahagiaan pasangan pengantin. Suasana Sungkeman dipenuhi dengan doa dan harapan agar hubungan pernikahan dapat langgeng dan bahagia hingga akhir hayat.

Selain itu, Sungkeman pernikahan juga diiringi dengan acara hiburan dan pesta pernikahan yang meriah. Para tamu undangan akan disuguhkan dengan berbagai hidangan lezat dan hiburan tradisional seperti tari-tarian dan musik pengiring. Semua ini bertujuan untuk menjaga keceriaan dan kehangatan dalam acara Sungkeman pernikahan.

3. Tepung tawar

Tepung tawar pernikahan merupakan salah satu ritual yang sangat penting dalam adat Jawa. Ritual ini dilakukan sebagai bagian dari prosesi pernikahan untuk membersihkan dan melindungi calon pengantin dari segala hal buruk yang mungkin terjadi selama perjalanan hidup mereka bersama.

Tepung tawar biasanya dilakukan sebelum acara akad nikah dimulai. Prosesi ini melibatkan kedua calon pengantin, orang tua, serta tetua adat yang akan memimpin ritual tersebut. Sebelum ritual dimulai, tepung tawar yang biasanya terbuat dari beras kuning dicampur dengan air suci yang telah diberkati oleh seorang pendeta.

Ketika ritual dimulai, kedua calon pengantin akan duduk berhadapan di depan sang tetua adat. Kemudian, sang tetua adat akan mulai menyiramkan tepung tawar ke kedua calon pengantin sambil mengucapkan mantra-mantra yang bertujuan untuk membersihkan dan melindungi mereka. Selain itu, orang tua kedua belah pihak juga turut serta dalam prosesi ini dengan memberikan restu dan doa untuk kedua calon pengantin.

Selama prosesi tepung tawar berlangsung, suasana biasanya sangat khusyuk dan penuh dengan doa. Para tamu undangan yang hadir juga turut serta dalam memberikan doa dan dukungan untuk kedua calon pengantin. Setelah prosesi selesai, kedua calon pengantin akan diberikan bunga rampai sebagai simbol kebahagiaan dan kesuburan dalam pernikahan mereka nanti.

Ritual tepung tawar pernikahan ini memiliki makna yang sangat dalam bagi masyarakat Jawa. Selain sebagai sarana untuk membersihkan dan melindungi calon pengantin, ritual ini juga merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur dan tradisi nenek moyang. Dengan melaksanakan ritual ini, diharapkan pernikahan kedua calon pengantin akan diberkati dan dilindungi oleh Tuhan serta mendapat restu dari leluhur.

Selain itu, ritual tepung tawar juga menjadi momen yang sangat sakral dan berkesan bagi kedua calon pengantin. Mereka akan merasakan kehangatan dan dukungan dari keluarga serta kerabat yang hadir dalam prosesi tersebut. Hal ini tentu saja akan menjadi kenangan indah yang akan selalu terkenang sepanjang hidup mereka.

Tidak hanya itu, ritual tepung tawar juga memiliki nilai filosofis yang dalam. Tepung tawar yang disiramkan ke kedua calon pengantin melambangkan kesucian dan kebersihan hati serta pikiran. Dengan membersihkan diri dari segala hal buruk, diharapkan calon pengantin dapat memulai hidup baru mereka dengan penuh keberkahan dan kebahagiaan.

Dalam adat Jawa, ritual tepung tawar pernikahan juga menjadi wujud dari rasa syukur dan penghargaan kepada Tuhan serta leluhur atas berkah yang diberikan. Melalui prosesi ini, kedua calon pengantin diingatkan akan pentingnya menjaga hubungan baik dengan Tuhan, leluhur, serta sesama manusia dalam menjalani kehidupan rumah tangga.

4. Akad nikah

Akad nikah adalah ikrar suci antara kedua mempelai untuk hidup bersama dalam ikatan pernikahan. Ikrar ini menjadi landasan utama dalam membina rumah tangga yang bahagia dan sejahtera.

5. Seserahan

Seserahan merupakan simbol kemampuan kedua mempelai dalam menjaga dan merawat keluarga yang akan dibangun. Barang-barang seserahan yang diberikan juga memiliki makna filosofis yang mendalam, seperti beras yang melambangkan kesuburan dan kesejahteraan.

6. Midodareni

Midodareni merupakan salah satu ritual yang penting dalam adat Jawa sebelum dilangsungkannya pernikahan. Ritual ini biasanya dilakukan beberapa hari sebelum acara pernikahan untuk mempersiapkan kedua calon pengantin secara fisik dan mental.

Dalam tradisi Jawa, Midodareni memiliki makna yang sangat dalam. Ritual ini bertujuan untuk membersihkan diri dari segala dosa dan kesalahan serta memohon restu dari Tuhan agar pernikahan berjalan lancar dan bahagia. Selain itu, Midodareni juga dianggap sebagai momen untuk menguatkan ikatan batin antara kedua calon pengantin dan keluarga besar.

Prosesi Midodareni dimulai dengan persiapan yang dilakukan oleh keluarga kedua belah pihak. Biasanya, rumah kedua calon pengantin akan dihias dengan bunga-bunga dan lampu-lampu hias sebagai tanda kebahagiaan. Kemudian, kedua calon pengantin akan mandi bersama dengan air bunga yang diambil dari tujuh jenis bunga yang berbeda.

Setelah mandi bersama, kedua calon pengantin akan diberikan sesaji yang terdiri dari nasi tumpeng, ayam goreng, telur, dan aneka buah-buahan. Sesaji ini melambangkan kesuburan dan keberkahan dalam pernikahan. Selanjutnya, kedua calon pengantin akan duduk bersama di pelaminan sambil melakukan doa bersama untuk memohon restu dari Tuhan.

Setelah itu, kedua calon pengantin akan diberikan petuah oleh orang tua dan kerabat terdekat. Petuah ini berisi nasihat-nasihat tentang kehidupan berumah tangga dan bagaimana menjaga keharmonisan dalam berkeluarga. Setelah mendengarkan petuah tersebut, kedua calon pengantin akan saling memberikan cincin sebagai tanda kesetiaan dan komitmen satu sama lain.

Ritual Midodareni biasanya diakhiri dengan acara selamatan yang dihadiri oleh keluarga dan kerabat terdekat. Acara selamatan ini bertujuan untuk merayakan kebahagiaan kedua calon pengantin dan memohon restu dari para leluhur agar pernikahan berjalan lancar. Selain itu, acara selamatan juga diisi dengan berbagai kesenian tradisional Jawa seperti tari-tarian dan musik gamelan.

7. Panggih

Panggih adalah prosesi pertemuan kedua mempelai di pelaminan. Hal ini melambangkan kesatuan dan persatuan antara dua jiwa yang akan bersatu dalam ikatan pernikahan.

8. Ijab kabul

Ijab kabul adalah bagian dari akad nikah yang merupakan kesepakatan antara kedua mempelai dan wali untuk melangsungkan pernikahan. Ijab kabul juga menjadi simbol kesungguhan dan keseriusan dalam menjalani kehidupan berumah tangga.

9. Ngunduh mantu

Ngunduh mantu merupakan salah satu ritual penting dalam adat Jawa yang dilakukan saat pernikahan. Ritual ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berlangsungnya pernikahan dengan lancar dan sukses. Ngunduh mantu juga dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada kedua mempelai dan keluarga besar yang turut hadir dalam acara pernikahan.

Prosesi ngunduh mantu biasanya dilakukan setelah acara pernikahan selesai dilaksanakan. Biasanya, prosesi ini dilakukan di rumah orang tua mempelai wanita. Sebelum prosesi dimulai, biasanya dilakukan upacara adat seperti siraman dan ruwatan untuk membersihkan diri dari segala dosa dan kesalahan serta mendapatkan berkah dari Tuhan.

Pada saat prosesi ngunduh mantu, kedua mempelai akan duduk bersama di pelaminan yang telah disiapkan. Mereka akan dikelilingi oleh keluarga besar dan kerabat yang hadir dalam acara pernikahan. Acara ini diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh sesepuh adat atau tokoh agama yang dihormati.

Setelah doa bersama selesai, kedua mempelai akan diberikan ucapan selamat dan doa restu oleh keluarga besar dan kerabat yang hadir. Mereka juga akan diberikan cincin sebagai simbol kesatuan dan kebersamaan dalam menjalani kehidupan pernikahan.

Selain itu, dalam prosesi ngunduh mantu juga biasanya dilakukan acara saling memberikan tumpeng sebagai tanda syukur atas berlangsungnya pernikahan dengan lancar. Tumpeng yang disajikan biasanya berjumlah tujuh buah, yang melambangkan keselamatan, kebahagiaan, kesuksesan, kesuburan, keharmonisan, keberkahan, dan keberuntungan bagi kedua mempelai.

Acara ngunduh mantu juga sering diisi dengan acara hiburan seperti tarian tradisional, musik tradisional, dan nyanyian lagu-lagu daerah yang menggambarkan kegembiraan atas berlangsungnya pernikahan. Seluruh tamu undangan juga dapat ikut serta dalam acara hiburan ini, sehingga suasana semakin meriah dan penuh keceriaan.

Selain itu, dalam prosesi ngunduh mantu juga biasanya dilakukan acara pemberian seserahan dari pihak mempelai pria kepada pihak mempelai wanita sebagai tanda kasih sayang dan penghargaan antar kedua keluarga. Seserahan yang diberikan biasanya berupa uang, emas, kain, dan berbagai macam perlengkapan rumah tangga yang akan digunakan oleh kedua mempelai dalam memulai kehidupan baru mereka.

Ritual ngunduh mantu dalam adat Jawa tidak hanya sekadar serangkaian prosesi adat, namun juga memiliki makna yang sangat dalam bagi kedua mempelai dan keluarga besar yang turut hadir dalam acara pernikahan. Melalui ritual ini, diharapkan kedua mempelai dapat memulai kehidupan baru mereka dengan penuh keberkahan, kebahagiaan, dan kesuksesan.

10. Resepsi pernikahan

Resepsi pernikahan merupakan acara puncak yang dihadiri oleh kerabat, sahabat, dan tamu undangan lainnya. Acara ini menjadi momen untuk merayakan kebahagiaan kedua mempelai serta mengukuhkan ikatan cinta dan kasih sayang di antara mereka.

Dengan begitu, ritual pernikahan dalam adat Jawa tidak hanya sekedar serangkaian upacara formal, namun juga memiliki makna yang dalam dan filosofis. Setiap prosesi dan detail dalam pernikahan tidak hanya menjadi hiasan semata, melainkan sarat dengan nilai-nilai luhur dan tradisi yang harus dijunjung tinggi. Semoga makna-makna tersebut dapat menjadi pedoman bagi pasangan yang akan memasuki bahtera rumah tangga demi kehidupan yang harmonis dan bahagia.

(Hera Griya Wedding)

TAGS
BLANTERLANDINGv101

Formulir Kontak Whatsapp×
Data Anda
Data Lainnya
Kirim Sekarang